Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Dark Matter Materi Tidak Terlihat Tetapi Ada di Mana-mana

Dark matter atau dalam Bahasa Indonesia-nya materi gelap merupakan hal yang bisa dikatakan sangat misterius. Bagaimana tidak, keberadaannya yang dominan di alam semesta, tetapi hingga saat ini belum ada yang bisa mengamatinya.

Menurut NASA, materi gelap tersusun atas partikel-partikel yang tidak menyerap, memantulkan, atau memancarkan cahaya, sehingga tidak dapat dideteksi dengan pengamatan radiasi elektromagnetik.

Dark Matter

Jadi, jika dari spektrum elektromagnetik saja tidak dapat diamati maka sudah pasti materi gelap tidak akan dapat dilihat secara langsung.

Walau demikian, kita dapat mengetahui materi gelap ada karena pengaruhnya terhadap objek yang dapat kita amati secara langsung.

Ini juga yang menjadi alasan mengapa para ilmuwan mempelajari materi gelap dengan cara mengamati pengaruhnya terhadap objek terlihat.

Para ilmuwan percaya bahwa materi gelap mungkin bertanggung jawab atas pergerakan bintang-bintang di dalam galaksi yang tidak dapat dijelaskan.

Dalam pencarian materi gelap harus menggunakan teknologi yang canggih, seperti komputer. Ini penting karena sangat berguna ketika para ilmuwan membuat model yang dapat memprediksi perilaku galaksi. Kemudian, untuk mengumpulkan data materi gelap perlu juga adanya satelit.

Salah satu bukti adanya materi gelap adalah ketika teleskop luar angkasa Hubble mengungkapkan cahaya dari salah satu cluster galaksi yang dibelokkan oleh cluster lain. Berdasarkan cara cahaya dibelokkan, para ilmuwan memperkirakan massa cluster lain 250 kali lebih besar daripada materi tampak di cluster tersebut. Para ilmuwan percaya bahwa materi gelap bertanggung jawab atas massa yang tidak dapat dijelaskan itu.

Memahami materi gelap penting untuk memahami ukuran, bentuk, dan masa depan alam semesta. Jumlah materi gelap di alam semesta akan menentukan apakah alam semesta terbuka (terus mengembang), tertutup (memuai sampai titik tertentu lalu mengecil), atau datar (mengembang lalu berhenti saat mencapai keseimbangan).

Memahami materi gelap juga akan membantu menjelaskan secara pasti pembentukan dan evolusi galaksi dan cluster.

Saat galaksi berputar, galaksi itu akan terkoyak berantakan. Namun, hal ini tidak terjadi karena ada yang menyatukannya, yaitu gravitasi. Akan tetapi, para ilmuwan masih meragukannya karena jumlah gravitasi yang diperlukan untuk melakukan hal itu sangat besar dan tidak dapat dihasilkan oleh materi yang terlihat di galaksi.