Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Mengenal Sabuk Kuiper dan Letaknya

Neptunus adalah planet terluar di Tata Surya, setelah melewati planet ke delapan tersebut maka akan menemui dengan apa yang disebut sebagai Sabuk Kuiper (Kuiper Belt).

Sabuk Kuiper
(Sabuk Kuiper - Source: NASA)

Banyak sekali definisi mengenai Sabuk Kuiper, tetapi yang jelas menurut NASA Sabuk Kuiper adalah wilayah objek es berbentuk donat/cincin di luar orbit Neptunus.

Anda pasti tahu Pluto, nah, planet kerdil tersebut termasuk dalam bagian Objek Sabuk Kuiper atau KBO (Kuiper Belt Objects).

Mirip dengan Sabuk Asteroid, Sabuk Kuiper juga merupakan wilayah sisa dari sejarah awal terbentuknya Tata Surya.

Para ilmuwan memperkirakan bahwa Sabuk Kuiper merupakan tempat atau sumber komet.

Saat ini Sabuk Kuiper perlahan-lahan terkikis. Alasannya karena benda atau objek di sana kadang bertabrakan sehingga menghasilkan benda yang lebih kecil (mungkin komet) dan debu yang bisa keluar Tata Surya akibat angin matahari.

Menurut para ilmuwan, massa total seluruh material di Sabuk Kuiper saat ini diperkirakan tidak lebih dari sekitar 10 persen massa Bumi.

Ada yang menarik dari penamaannya. Jadi, Sabuk Kuiper diambil dari seorang astronom bernama Gerard Kuiper, yang menerbitkan makalah ilmiah pada tahun 1951 yang berspekulasi tentang objek di luar Pluto (saat itu Pluto masih diakui sebagai planet).

Akan tetapi, penelitian Kuiper tidak benar-benar memprediksi keberadaan objek yang saat ini dinamai menurut namanya. Karena pada kenyataannya gravitasi Neptunus lah yang berpengaruh atau membentuk Sabuk Kuiper, dan bukan Pluto.

Akhirnya, Sabuk Kuiper yang diperkirakan berada di luar Pluto, malah ternyata Pluto adalah termasuk dari bagian objek Sabuk Kuiper. Dengan kata lain, Pluto merupakan objek atau benda yang pertama ditemukan di Sabuk Kuiper.

Pengakuan Pluto sebagai bagian dari Sabuk Kuiper terjadi pada tahun 1992, itu karena di tahun tersebut ditemukan objek Sabuk Kuiper yang kedua.

Artinya, apabila Pluto ditemukan pada tahun 1930 maka butuh waktu hingga 62 tahun untuk mengetahui secara pasti jika Pluto ternyata termasuk bagian dari Sabuk Kuiper.

Sabuk Kuiper berjarak sekitar 2.695.718.403 mil dari Bumi atau sekitar 4,5 miliar kilometer, itu setara 30 unit astronomi (AU) dari Bumi. Satu AU adalah jarak rata-rata antara Bumi dan Matahari, yaitu sekitar 150 juta kilometer.

Walau jaraknya sangat jauh, tetapi sudah ada pesawat luar angkasa yang mampu mencapai Sabuk Kuiper, yaitu New Horizons milik NASA, yang berhasil terbang melewati Pluto dan bulan-bulannya pada bulan Juli 2015. New Horizons kemudian terbang melewati objek Sabuk Kuiper kedua, Arrokoth, pada 1 Januari 2019.

Hingga saat ini, keberadaan Sabuk Kuiper masih menarik untuk diobservasi dan kemudian dipelajari, sehingga nantinya dapat membantu menguak awal mula terbentuknya Tata Surya.