Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Mengenal Pasang Surut Air Laut dan Penyebabnya

Saat masih duduk di bangku SD (Sekolah Dasar) pasti diajarkan dampak dari bulan purnama, seperti terjadinya pasang surut air laut .

Namun, tahu gak, sih, bagaimana bulan purnama dapat memengaruhi terjadinya pasang surut air laut? Jawaban singkatnya adalah pasang surut air laut terjadi karena adanya pengaruh gravitasi Bulan.

Sebelum lebih jauh membahas bagaimana Bulan memengaruhi pasang surut air laut, ada baiknya mengetahui apa yang dimaksud dengan pasang dan surut.

Jadi, pasang surut (tide) adalah naik turunnya permukaan air di lautan. Ketika permukaan air laut naik ke titik tertinggi, itu disebutnya sebagai pasang. Sementara itu, saat air laut berada pada titik terendah, itu disebut sebagai surut.

Bulan memiliki pengaruh paling besar terhadap pasang surut, tetapi itu bukan satu-satunya faktor yang memengaruhinya.

Matahari dan Bumi juga dapat memengaruhi pasang surut. Berikut adalah penjelasan bagaimana Bulan, Bumi, dan Matahari memengaruhi proses terjadinya pasang surut air laut.

Baca Juga: Mengenal 8 Fase Bulan & Waktu Terjadinya

Pasang Surut dan Bulan

Gravitasi Bulan memengaruhi pasang surut air laut. Gravitasi adalah fenomena alam di mana semua hal yang memiliki massa atau energi di alam semesta—termasuk planet, bintang, galaksi, dan bahkan cahaya—saling tarik-menarik satu sama lain.

Di Bumi, setiap kali Anda melompat, Anda akan selalu mendarat kembali di tanah. Ini karena gravitasi bumi menarik Anda kembali ke bawah.

Pasang Surut Air Laut
(Image Credit: theconversation.com)

Bulan memiliki gravitasinya sendiri yang menarik lautan dan apapun yang ada di Bumi, termasuk kita ke arahnya.

Akan tetapi, tarikan gravitasi Bulan pada kita jauh lebih lemah daripada tarikan Bumi sehingga kita tidak terlalu merasakannya, tetapi kita dapat melihat efek gravitasi Bulan pada air di lautan.

Lautan ditarik sedikit ke arah gravitasi Bulan, menyebabkan tonjolan atau pasang di sisi Bumi yang paling dekat dengan Bulan.

Apakah gravitasi Bulan dapat memengaruhi air di danau? Gravitasi Bulan menarik apa saja, termasuk air yang ada di danau atau waduk. Namun, efek yang ditimbulkan tidak akan sebesar dengan yang terjadi di lautan.

Dengan kata lain, air yang ada di danau masih terlalu kecil skalanya untuk merasakan efek gravitasi Bulan, jika dibandingkan dengan air laut yang sangat luas dan dalam.

Baca Juga: Ilmuwan NASA Temukan Air di Bulan Lebih Banyak

Efek Bumi pada Pasang Surut

Pasang surut air laut terjadi bukan hanya di satu sisi saja, melainkan juga di satu sisi lainnya. Apa yang menyebabkan terjadinya air pasang di sisi lain?

Gaya tarik gravitasi antara Bumi dan Bulan, sisi paling kuat berada di sisi Bumi yang kebetulan berhadapan dengan bulan, ini karena jaraknya yang lebih dekat.

Daya tarik ini menyebabkan air di bagian Bumi paling dekat Bulan tertarik ke arah Bulan.

Saat gaya gravitasi bertindak untuk menarik air lebih dekat ke Bulan, inersia berusaha menahan air di tempatnya.

Namun, gaya gravitasi melebihinya sehingga air tertarik ke arah Bulan, menyebabkan pasang air di sisi Bumi yang dekat ke arah bulan.

Pasang Surut Air Laut
(Image Credit: oceanservice.noaa.gov)

Akan tetapi, di sisi berlawanan dari Bumi atau sisi yang jauh dari Bulan, gaya tarik gravitasi bulan berkurang karena jaraknya yang lebih jauh.

Di sini, 'inersia melebihi gaya gravitasi,' dan air mencoba untuk terus "berjalan" dalam garis lurus, menjauhi bumi, membuat pasang air di sisi yang jauh dengan Bulan.

Gravitasi dan Inersia bertindak bertentangan di lautan Bumi, menciptakan pasang surut di lokasi berlawanan di planet ini.

Di sisi Bumi yang dekat dengan Bulan atau sisi yang menghadap Bulan, gaya gravitasi Bulan menarik air laut ke arahnya, membuat terjadinya pasang. Di sisi Bumi yang jauh dengan Bulan, inersia mendominasi sehingga menciptakan pasang yang kedua.

Kombinasi antara gravitasi dan inersia menciptakan dua pasang air di bagian Bumi.

Pertama terjadi di bagian Bumi yang berada paling dekat Bulan, kedua terjadi di bagian Bumi yang jauh dari Bulan.

Di seluruh dunia, gravitasi dan inersia berada dalam keseimbangan relatif. Karena air adalah fluida, kedua pasang tersebut tetap sejajar dengan Bulan saat Bumi berotasi.

Untuk yang belum mengetahui apa itu inersia, berikut adalah penjelasan singkat dan contoh sederhana inersia dalam kehidupan sehari-hari.

Jadi, inersia adalah sifat benda untuk menahan perubahan keadaan geraknya.

Terdapat tiga jenis inersia:

  1. Inersia istirahat: Objek cenderung tetap diam sampai mengalami gaya eksternal.
  2. Inersia gerak: Benda bergerak dengan kecepatan yang sama sampai gaya eksternal diterapkan.
  3. Inersia arah: Sebuah benda cenderung bergerak ke arah yang sama sampai gaya eksternal diterapkan.

Beberapa contoh Inersia:

  • Jatuh ke depan dalam kendaraan ketika tiba-tiba ngerem.
  • Daun terlepas dari pohonnya saat diguncang keras.
  • Saat kendaraan tiba-tiba dipercepat, pengemudi dan penumpang merasakan tarikan ke belakang.
  • Saat kita melempar sesuatu keluar dari kereta, benda bergerak dengan kecepatan yang sama ke arah yang berlawanan dari kereta untuk waktu yang sangat singkat.
  • Karena inersia, satelit buatan terus bergerak dalam gerakan melingkar.

Efek Matahari pada Pasang Surut

Matahari seperti halnya Bulan dan Bumi, juga memiliki gravitasinya sendiri yang dapat memengaruhi pasang surut air laut.

Meskipun Matahari jauh lebih besar dari Bulan dan memiliki gravitasi lebih besar, tetapi Matahari memiliki jarak yang lebih jauh, membuat pengaruh tarikannya pada pasang surut lebih kecil daripada Bulan.

Pasang Surut Air Laut
(Image Credit: theconversation.com)

Walau demikian, tetap saja gravitasi Matahari berpengaruh. Ketika Matahari dan Bulan sejajar dengan Bumi, yaitu ketika terjadinya bulan purnama atau bulan baru, gravitasi gabungan antara Bulan dan Matahari menyebabkan air pasang yang sangat tinggi dan atau air surut yang sangat rendah.

Pada saat Matahari dan Bulan berada pada sudut yang tepat satu sama lain, Matahari membantu untuk membatalkan tarikan gravitasi dari Bulan, menyebabkan pasang yang lebih rendah dan surut yang lebih tinggi dari rata-rata, yang dikenal sebagai pasang perbani (neap tide).

Baca Juga: Canggihnya Perseverance Robot Penjelajah Mars Milik NASA

Perbedaan Pasang Surut Purnama dan Perbani

Pasang surut purnama (spring tide)

Pasang surut purnama terjadi selama bulan purnama dan bulan baru, yaitu ketika Bumi, Matahari, dan Bulan hampir sejajar.

Bulan baru terjadi saat Bulan berada tepat di antara Bumi dan matahari. Bulan purnama terjadi saat Bumi berada di antara Bulan dan Matahari.

Dalam kedua kasus tersebut, tarikan gravitasi Matahari ke Bumi ditambah tarikan gravitasi Bulan ke Bumi, menyebabkan lautan pasang surut lebih dari biasanya. Ini berarti pasang naik sedikit lebih tinggi dan surut sedikit lebih rendah dari rata-rata.

Pasang surut perbani (neap tide)

Pasang surut perbani terjadi selama Matahari dan Bulan berada pada sudut yang tepat satu sama lain.

Saat ini terjadi, pasang surut air laut yang disebabkan oleh gravitasi Matahari sebagian akan meniadakan pasang surut yang disebabkan oleh gravitasi Bulan.

Ini menghasilkan pasang surut yang sedang atau biasa dikenal sebagai pasang perbani. Artinya, pasang air laut sedikit lebih rendah dan surutnya air laut sedikit lebih tinggi dari rata-rata.

Pasang perbani terjadi selama bulan kuarter pertama dan ketiga atau saat bulan tampak setengah penuh.


Referensi:

  • https://theconversation.com/curious-kids-how-does-the-moon-being-so-far-away-affect-the-tides-on-earth-105371
  • https://oceanservice.noaa.gov/education/tutorial_tides/tides03_gravity.html#:~:text=The%20gravitational%20attraction%20between%20the,simply%20because%20it%20is%20closer.
  • https://oceanservice.noaa.gov/facts/springtide.html#:~:text=A%20neap%20tide%E2%80%94seven%20days,right%20angles%20to%20each%20other.