Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Pengertian Black Hole dan Proses Terbentuknya

Black hole atau lubang hitam adalah tempat di ruang angkasa yang memiliki gravitasi sangat besar, di mana dapat menarik segala sesuatu dalam radius tertentu, bahkan cahaya pun tidak dapat lepas darinya.

Karena tidak ada cahaya yang bisa keluar, membuat kita tidak bisa melihat lubang hitam. Lubang hitam tidak terlihat. Namun, teleskop luar angkasa dengan alat khusus dapat membantu menemukan lubang hitam.

Alat khusus tersebut dapat melihat bagaimana bintang yang sangat dekat dengan lubang hitam berperilaku berbeda dari bintang lainnya.

Black Hole
(Credits: NASA’s Goddard Space Flight Center/Jeremy Schnittman)

Bagaimana Proses Terbentuknya Lubang Hitam?

Para ilmuwan mengira lubang hitam terkecil terbentuk ketika alam semesta dimulai, atau segera setelah Big Bang.

Lubang hitam Stellar terbentuk ketika pusat bintang yang sangat masif runtuh dengan sendirinya. Keruntuhan ini juga menyebabkan supernova, atau ledakan bintang, yang mana meledakkan sebagian bintang ke luar angkasa.

Sementara itu, para ilmuwan memperkirakan lubang hitam supermassive terbentuk pada waktu yang sama dengan galaksi tempatnya berada, di mana untuk ukuran lubang hitam supermassive, ukurannya terkait dengan massa galaksi tempatnya berada.

Baca Juga: Luar Biasa! Ilmuwan NASA Temukan Air di Bulan Lebih Banyak

Ukuran Lubang Hitam

Lubang hitam bisa datang dalam berbagai ukuran, tetapi ada tiga jenis utama lubang hitam, yaitu primordial, stellar, dan supermassive. Dalam hal ini massa dan ukuran lubang hitam menentukan jenisnya.

Berikut adalah penjelasan singkatnya:

1) Primordial black holes

Lubang hitam terkecil dikenal sebagai lubang hitam primordial (primordial black holes). Para ilmuwan percaya lubang hitam jenis ini ukurannya hanya sekecil atom tunggal, tetapi memiliki massa hingga sebesar gunung besar.

2) Stellar black hole

Lubang hitam berukuran sedang yang paling umum disebut "stellar". Massa lubang hitam stellar bisa sampai 20 kali lebih besar dari massa Matahari, tetapi dengan ukuran seperti bola dengan diameter sekitar 10 mil.

Menariknya terdapat lusinan lubang hitam bermassa stellar yang mungkin ada di dalam galaksi Bima Sakti.

Black Hole
(Gambar Simulasi Komputer dari Lubang Hitam Supermassive - Image Credit: NASA, ESA, and D. Coe, J. Anderson, and R. van der Marel)

3) Supermassive black hole

Lubang hitam terbesar disebut "supermassive". Lubang hitam ini memiliki massa lebih besar dari 1 juta Matahari jika digabungkan, tetapi ukurannya seperti bola dengan diameter seukuran tata surya.

Bukti ilmiah menunjukkan bahwa setiap galaksi besar memiliki lubang hitam supermassive di pusatnya.

Lubang hitam supermassive di pusat galaksi Bima Sakti disebut Sagittarius A. Ia memiliki massa yang setara dengan sekitar 4 juta Matahari, tetapi ukurannya seperti bola berdiameter seukuran Matahari.

Mungkinkah Lubang Hitam Menelan Bumi?

Hal utama yang perlu dipahami adalah lubang hitam tidak berkeliaran di alam semesta dan menelan dunia secara acak. Lubang hitam mengikuti hukum gravitasi seperti benda lainnya yang ada di luar angkasa.

Orbit lubang hitam harus sangat dekat dengan tata surya untuk memengaruhi Bumi, yang mana itu tidak mungkin terjadi.

Baca Juga: Mengenal Neil Armstrong Manusia Pertama di Bulan dan Misi Apollo 11

Akankah Matahari Berubah Menjadi Lubang Hitam?

Matahari tidak memiliki massa yang cukup untuk runtuh menjadi lubang hitam.

Dalam miliaran tahun, saat matahari berada di akhir masa hidupnya, Matahari akan menjadi bintang raksasa merah.

Kemudian, setelah bahan bakar terakhirnya habis, Matahari akan melepaskan lapisan luarnya dan berubah menjadi cincin gas bercahaya yang disebut nebula planet.

Terakhir yang tersisa dari Matahari hanyalah bintang kerdil putih yang mendingin.

Bagaimana Para Ilmuwan Mengetahui Adanya Lubang Hitam?

Jika dicermati dari namanya black hole atau dalam bahasa Indonesia-nya lubang hitam, memiliki warna hitam.

Ya, maksudnya di sini bagaimana para ilmuwan mengetahui letak atau adanya lubang hitam di luar angkasa sana, sedangkan seperti kita tahu bahwa luar angkasa juga identik dengan warna hitam.

Jadi, lubang hitam tidak dapat dilihat karena gravitasi yang kuat menarik semua cahaya ke pusat lubang hitam.

Namun, para ilmuwan dapat melihat efek gravitasinya yang kuat pada bintang dan gas di sekitarnya. Jika sebuah bintang mengorbit titik tertentu di ruang angkasa, para ilmuwan dapat mempelajari gerakan bintang tersebut untuk mengetahui apakah ia mengorbit lubang hitam.

Black Hole
(Sebuah lubang hitam dan bayangannya telah ditangkap dalam sebuah gambar untuk pertama kalinya - Credits: Event Horizon Telescope collaboration et al.)

Ketika lubang hitam dan bintang mengorbit berdekatan, cahaya berenergi tinggi dihasilkan. Instrumen ilmiah dapat melihat cahaya berenergi tinggi ini.

Gravitasi lubang hitam terkadang cukup kuat untuk menarik gas luar bintang dan menumbuhkan piringan di sekelilingnya yang disebut piringan akresi (accretion disk).

Saat gas dari piringan akresi berputar ke dalam lubang hitam, gas tersebut memanas hingga suhu yang sangat tinggi dan melepaskan sinar sinar-X ke segala arah.

Pada saat itu, teleskop NASA akan mengukur cahaya sinar-X. Setelah itu, para astronom menggunakan informasi ini untuk mempelajari lebih lanjut tentang sifat-sifat lubang hitam.


Referensi:

  • https://www.nasa.gov/audience/forstudents/k-4/stories/nasa-knows/what-is-a-black-hole-k4.html
  • https://www.nasa.gov/audience/forstudents/5-8/features/nasa-knows/what-is-a-black-hole-58.html