Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Mengenal SOFIA Teleskop Terbang

Luar angkasa memang sangat menarik, banyak sekali hal-hal yang menakjubkan, tetapi misterius. Untuk mengamati benda-benda luar angkasa, dapat menggunakan teleskop.

Namun, tahukah Anda jika terdapat teleskop yang pengoperasiannya menggunakan pesawat terbang? Ya, teleskop tersebut bernama SOFIA.

SOFIA
(Image Credit: NASA/Jim Ross)

SOFIA merupakan kepanjangan dari Stratospheric Observatory for Infrared Astronomy adalah pesawat Boeing 747SP yang dimodifikasi untuk membawa teleskop pemantul 2,7 meter (106 inci) (dengan diameter efektif 2,5 meter atau 100 inci).

SOFIA merupakan buah hasil kerjasama antara NASA dan Badan Antariksa Jerman (bahasa Jerman: Deutsches Zentrum für Luft- und Raumfahrt, disingkat DLR).

SOFIA terbang ke stratosfer pada ketinggian 38.000–45.000 kaki menempatkan SOFIA di atas 99 persen atmosfer penghalang inframerah Bumi, memungkinkan para astronom mempelajari tata surya dan sekitarnya dengan cara yang tidak mungkin dilakukan dengan teleskop berbasis darat.

Baca Juga: Orion dan Misi Artemis - Eksplorasi Ruang Angkasa Lebih Dalam

Mempelajari Ruang Angkasa dari Inframerah

SOFIA dirancang untuk mengamati alam semesta inframerah. Banyak objek di luar angkasa memancarkan hampir semua energinya pada panjang gelombang inframerah dan seringkali tidak terlihat saat diamati dengan cahaya tampak.

Dalam kasus lain, awan gas, dan debu langit menghalangi cahaya yang dipancarkan oleh objek yang lebih jauh, tetapi energi inframerah menembus awan ini.

Dalam kedua kasus tersebut, satu-satunya cara untuk mempelajari objek-objek ini adalah dengan mempelajari cahaya inframerah yang dipancarkannya.

SOFIA
(Image Credit: NASA)

Selama penerbangan semalam atau sekitar 10 jam, SOFIA mengamati tata surya dan sekitarnya pada panjang gelombang inframerah-menengah dan jauh untuk mengumpulkan data sehingga dapat dipelajari.

Berikut adalah data-data yang dapat diperoleh:

  • Kelahiran dan kematian bintang.
  • Pembentukan tata surya baru.
  • Identifikasi molekul kompleks dalam ruang.
  • Planet, komet, dan asteroid di tata surya kita.
  • Nebula dan galaksi.
  • Medan magnet langit.
  • Lubang hitam (Black Hole) di pusat galaksi.

Teleskop SOFIA dibekali dengan instrumen canggih, seperti kamera, spektrometer, dan polarimeter. Di mana dapat beroperasi pada panjang gelombang inframerah dekat, menengah, dan jauh yang masing-masing cocok untuk mempelajari fenomena tertentu.

SOFIA
(Image Credit: NASA)

Spektrometer menyebarkan cahaya ke dalam warna komponennya, dengan cara yang sama seperti prisma menyebarkan cahaya tampak ke dalam pelangi, untuk mengungkap sidik jari kimia dari molekul dan atom langit.

Polarimeter peka terhadap efek medan magnet, terhadap debu di dalam, dan sekitar benda langit sehingga memungkinkan para astronom untuk mempelajari bagaimana medan magnet memengaruhi kelahiran bintang dan benda lain.

Tidak seperti teleskop berbasis luar angkasa, SOFIA mendarat setelah setiap penerbangan, sehingga instrumennya dapat ditukar, diservis, atau ditingkatkan untuk memanfaatkan teknologi baru.

Karena instrumen baru ini dapat diuji dan disesuaikan, SOFIA dapat menjelajahi perbatasan baru di tata surya dan sekitarnya serta berfungsi sebagai tempat uji coba teknologi yang suatu hari nanti mungkin dapat terbang di luar angkasa.

Akhir dari Teleskop Terbang SOFIA

SOFIA pertama kali diluncurkan pada tahun 2007 dan pada 29 September 2022, NASA dan Badan Antariksa Jerman (DLR) memensiunkan pesawat SOFIA gabungan mereka.

SOFIA diketahui tebang untuk terakhir kalinya pada Selasa, 13 Desember 2022.

Walau begitu, SOFIA tidak akan dibuang layaknya sebuah rongsokan, melainkan akan dimuseumkan di Pima Air & Space Museum di Tucson, Arizona.

Di Pima terdapat enam hanggar dan 80 hektar lapangan pameran luar ruangan, SOFIA akan bergabung dengan pesawat pensiunan NASA lainnya, termasuk pesawat kargo Super Guppy pertama yang mengangkut bagian-bagian roket Saturn V selama program Apollo, dan KC-135 "Weightless Wonder V ," yang menerbangkan busur parabola "nol G".

Penemuan Menakjubkan SOFIA

SOFIA telah menyelesaikan misinya dan meninggalkan banyak pencapaian yang luar biasa sehingga membuka jalan baru bagi generasi berikutnya.

Beberapa penemuan terbesar SOFIA termasuk menemukan air di area bulan yang diterangi matahari, memetakan medan magnet di galaksi terdekat, dan pengamatan pertama molekul pertama di alam semesta setelah Big Bang: helium hydride.